Ada banyak isyarat di dalam al-qur’an yg harus diperhatikan oleh setiap muslim. Satu dari sekian isyarat itu adalah tentang pokok-pokok pendidikan anak yg dilakukan oleh seorang ahli hikmah yg bernama Luqman.
Allah SWT mengabadikan keberhasilan Luqman dalam mendidik anak-anaknya di dalam surat Luqman atau surat 31.
Dalam tulisan yg singkat ini, ada beberapa ayat yg perlu kita ambil sebagai pokok-pokok pendidikan dari orang tua terhadap anak-anaknya. Allah berfirman yang artinya:
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya ketika ia memberi pelajaran kepadanya : “hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalh benar-benar kezaliman yang besar”. Dan kami perintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tua (ibu bapaknya); ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tua, hanya kepada-Kulah kamu kembali. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yg tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik dan ikutilah jalan orang yg kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kamu kembali, maka keberitahukan kepadamu apa yg telah kamu kerjakan. (Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (suatu perbuatan) seberat biji sawi dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah maha halus lagi maha mengetahui (QS. 31:13-16).
Dari ayat di atas, sekurang-kurang ada tiga pokok pendidikan yg harus ditanamkan orang tua kepada anak-anaknya.
1. Memiliki Tauhid Yang Mantap.
Memiliki tauhid atau iman yg mantap merupakan sesuatu yg amat penting dalam kehidupan seorang muslim. Dengan iman yg mantap, sesorang akan memiliki akhlak yg mulia sebagaimana Rasulullah bersabda : Mukmin yg sempurna imannya, bagus akhlaknya (HR. Tirmidzi).
Disamping itu dengan iman yg mantap, seorang mukmin akan memiliki rasa malu sehingga dia tidak mau melakukan hal-hal yg bernilai maksiat sebagaimana sabda Rasulullah SAW : malu itu cabang dari iman.
Dengan iman yg mantap, seorang mukmin juga suka memakmurkan masjid, baik membantu pembangunannya secara fisik, memelihara kebersihan masjid itu, melaksanakan berbagai aktifitas yg bermanfaat dan tentu saja shalat berjamaah di masjid, Rasulullah SAW bersabda: Apabila kamu melihat seseorang membiasakan datang ke masjid, maka saksikanlah dia itu sebagai seorang mukmin (HR. Tirmidzi dan Hakim).
Masih begitu banyak sifat-sifat mukmin yg tidak mungkin kita sebutkan dalam tulisan yg singkat ini, tegasnya dengan iman yg mantap, seseorang dengan senang hati akan menjalankan ketentuan-ketentuan Allah SWT dalam kehidupan ini, yg diperintah akan selaludikerjakannya dan yg dilarang akan ditinggalkannya. Oleh karena itu, dalam awal pembinaan para sahabatnya, Rasulullah SAW lebih memprioritaskanpembinaan iman dan sebagaimana yang dilakukan Luqman terhadap anaknya, maka setiap orang tua pada zaman sekarang juga harus menanamkan keimanan yg mantap kepada anak-anaknya, dengan iman yg mantap itu dijamin sang anak akan berlaku baik, dimanapun dia berada, kemanapun dia pergi dan bagaimanapun situasi dan kondisinya.
2. Berbuat Baik Kepada Orang Tua.
Disamping iman yg mantap, yg harus ditanamkan oleh orang tua terhadap anaknya adalah berbuat baik kepada orang tua. Karena itu kepada para sahabatnya, Rasulullah SAW juga menekankan agar mereka berbuat baik kepada orang tuanya, maka ketika ada sahabat bertanya tentang siapa yg harus dicintainya dalam hidup ini, beliau menjawab : “Allah dan Rasul-Nya”. Lalu sahabat itu bertanya lagi : “siapa lagi ya Rasul”. Rasul menjawab : “ibumu”, jawaban ini dikemukakan Rasul hingga tiga kali baru setelah itu: “bapakmu”.
Terhadap orang tua, jangankan sampai memukul atau menyakiti secara fisik, berkata “ah” saja sebagai penolakan terhadap keinginannya yg baik tidak boleh kita lakukan karena hal itu sangat menyakitkan orang tua, Allah berfirman yg artinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah sekali-kali kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yg mulia (QS 17:23).
Meskipun demikian, di dalam surat Luqman diatas ditegaskan bahwa berlaku baik Kepada orang tua tetap tidak boleh melanggar prinsip tauhid yg harus mentaati Allah diatas segalanya, maka bila perintah dan keinginan orang tua bertentangan dengan ketentuan-ketentuan Allah, maka keinginan dan perintah itu tidak boleh kita penuhi, tapi tetap harus berlaku baik kepada orang tua.
Ketaatan kepada orang tua punya arti yg sangat penting dalam kehidupan manusia, dengan taat pada orang tua, insya Allah seorang muslim akan memperoleh keberkahan dalam hidupnya karena Allah akan ridha kepadanya, dan bila seseorang dimurkai oleh orang tuanya, maka Allah juga tidak meridhainya. Rasulullah SAW bersabda: Ridha Allah terletak pada kemurkaan orang tua.
3. Bertanggung Jawab Dalam Berbuat.
Pokok pendidikan anak yg ketiga yg ditanamkan Luqman kepada anaknya adalah rasa tanggung jawab terhadap apa yg dilakukannya di dunia ini, karena seluruh yg dilakukan oleh manusia akan ada pertanggung jawabannya di akhirat atau ada balasannya, amal baik akan dibalas dengan kebaikan dan amal buruk akan dibalas dengan keburukan. Di dalam ayat lain, Allah berfirman yg artinya: Barangsiapa yg mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula (QS 99:7-8).
Dengan tertanamnya rasa tanggung jawab terhadap apa yg dilakukannya, seorang anak insya Allah akan berhati-hati dalam melakukan kesalahan meskipun kesalahan itu mengandung kenikmatan duniawi, peluang melakukannya besar dan tidak ada orang yg melihatnya, karena Allah SWT tentu maha melihat atas apa yg dilakukannya. Ini berarti ada rasa bertanggung jawab terhadap perbuatan seseorang sangat besar pengaruh positifnya dalam kehidupan, karena dengan demikian masing-masing orang dalam mengontrol dan mengendalikan dirinya sendiri.
Dalam kaitan ini, seorang muslim sangat dituntut memiliki pengetahuan tentang mana yg boleh dan yg tidak boleh dilakukannya, tanpa mengetahui itu, bisa jadi seseorang melakukan sesuatu yg sebenarnya tidak boleh dilakukannya atau tidak melakukan sesuatu padahal itu merupakan sesuatu yg mesti dilakukannya karena hidupnya dijalani dengan taklid atau ikut-ikutan saja yg tidak dibenarkan Allah SWT sebagaimana yg terdapat dalam Al-Qur’an yg artinya: Dan janganlah kamu mengikuti apa yg kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggung jawabannya (QS 17:36).
Disamping pokok-pokok pendidikan terhadap anak berupa menanamkan tauhid atau iman yg mantap, berbuat baik pada orang tua dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap perbuatan yg dilakukannya, Luqman, seorang ahli hikmah yg namanya diabadikan dalam Al-Qur’an juga menanamkan hal-hal penting lainnya dalam pendidikan terhadap anaknya sehingga sang anak mejadi anak yg shaleh. Allah memfirmankan nasihat Luqman kepada anaknya yg artinya: “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yg baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yg munkar dan bersabarlah terhadap apa yg menimpa kamu. Sesungguhnya yg demikian itu termasuk hal-hal yg diwajibkan (oleh Allah)” (QS 31:17).