Anakku sayang,
Dinginnya malam itu serasa menusuk tulang-belulang bunda. Mata bunda sulit terpejam. Perlahan kulangkahkan kaki yang telah setia seumur hidup menemani bunda dalam menjalani kehidupan ini menuju ke kamarmu. Dengan hati-hati kubuka pintu kamarmu, bunda takut membangunkanmu. Bunda duduk di sampingmu yang tengah asyik dengan mimpi indahmu.
Lama bunda memandangimu. Semakin bunda pandangi, semakin bunda tidak percaya pada penglihatan ini. Tubuhmu yang kini sudah terlihat bongsor tergeletak di atas sprei Sailor Moon. Senyuman ikhlas menghiasi bibirmu. Kini engkau telah beranjak remaja, Nak. Bunda masih dapat membayangkan dengan jelas. Sepertinya baru kemarin engkau lahir dari perut bunda dan menyusu. Piring-piring yang bunda pakai untuk menyuapimu pun masih tersimpan dengan rapi. Bunda masih bisa mengingat bagaimana engkau terjatuh-bangkit dan terjatuh lagi saat belajar berjalan. Air mata bunda pun seperti belum kering menangisimu di kala sakit.
Anakku, permataku.
Mengiringi masa remajamu, bunda ingin mengatakan sesuatu. Nak, masa depanmu masih sangat panjang. Tanamkanlah obsesi-obsesi kamu, canangkan cita-cita kamu setinggi kamu mampu. Berusahalah sekuat tenaga untuk bisa meraihnya. Belajarlah seperti halnya kamu belajar berdiri dan berjalan yang tak mengenal putus asa sekalipun jatuh terhempas berkali-kali, engkau tetap saja berdiri dan berjalan lagi. Bahkan rintangan apa pun akan engkau terjang tanpa mengenal rasa takut.
Hormati dan sayangilah orang tuamu, gurumu, dan orang-orang yang ada di sekitar kamu. Orang tuamu – ayah bunda – adalah orang yang pertama yang merawat dan mendidikmu. Kebahagiaanmu adalah kebahagiaan kami. Kami tidak ingin engkau sedih. Segala permintaanmu kami berusaha untuk memenuhi. Gurumu – pengganti ayah bunda di sekolah – adalah makhluk yang diutus Allah untuk mengabdi, untuk mendidikmu – murid-muridnya.
Nak, dengarkanlah senandungku ini:
Kita jadi bisa, menulis dan membaca
Kar’na siapa
Kita jadi tahu beraneka bidang ilmu
Kar’na siapa
Kita jadi pintar dibimbing pak guru
Kita jadi pandai dibimbing bu guru
Guru bak pelita, penerang dalam gulita
Jasamu tiada tara.
Nah, itulah peran guru dalam hidupmu. Maka, senantiasa hormatilah gurumu. Dialah yang mendidikmu dan mengantarmu meraih cita-cita
Anakku, buah hatiku!
Bunda sangat berharap pada engkau yang kini tumbuh sebagai perempuan remaja. Engkau memiliki harta yang sangat berharga, yaitu harga diri sebagai perempuan. Jagalah hartamu itu, jangan pernah membiarkan laki-laki mengambilnya sebelum waktunya. Jangan pernah engkau memberi kesempatan sekali pun itu, karena jika kesempatan itu engkau berikan, dia akan mengambil kesempatan yang lain yang lebih besar. Biarkan sinetron berusaha mempengaruhimu, biarkan internet yang bekerja sama dengan setan menggodamu. Bentengilah diri kamu dengan benteng keimanan.
Jalani kehidupan ini sesuai dengan rambu-rambu yang telah dipasang Allah. Jalankan ibadah sesuai yang diperintahkan Allah. Larangan-larangan yang telah ditetapkan-Nya jangan sekali-kali engkau langgar. Berdoalah, mohonlah kepada Allah untuk kemudahanmu dalam menjalankan hidup ini dan untuk meraih cita-cita mulia kamu.
Harapan bunda tidak muluk, anakku.
Bunda hanya berharap engkau SUKSES. Sukses dalam kehidupan dunia dan kehidupan di akhirat. Apa pun profesi kamu nanti harus bisa membahagiakanmu, orang-orang di sekitarmu, dan senantiasa di jalan Allah.
Anakku sayang
Lanjutkanlah tidurmu dan mimpi-mimpimu. Esok hari engkau akan bangun dengan kesegaran dan kehidupan barumu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar